JAMBICORNER.COM, JAMBI – Insiden gagal lepas landas pesawat Lion Air JT603 di Bandara Sultan Thaha Jambi terus menuai sorotan publik dan pejabat. Wakil Ketua I DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, menyebut Komisi V DPR RI bakal turun ke Jambi pada Senin, 14 April 2025, kedatangan itu dimintak intuk melakukan inspeksi terhadap kondisi landasan pacu.
Komisi V yang membidangi infrastruktur dan transportasi, termasuk sektor penerbangan, akan melakukan investigasi terhadap insiden yang nyaris membahayakan ratusan penumpang itu. “Komisi V hari Senin datang ke Jambi. Dengan kejadian ini, landasan pacu harus diidentifikasi lagi. Ini harus jadi bahan kajian serius DPR RI,” kata Ivan kepada Jambicorner, Kamis, 10 April 2025.
Ivan menegaskan bahwa pengawasan terhadap konstruksi dan kondisi landasan pacu tidak boleh disepelekan. “Runway itu tidak sama dengan jalan aspal biasa. Harus kedap air, benar-benar datar, dan bebas dari genangan. Kalau terjadi lendutan, ada kemungkinan kesalahan konstruksi,” ujar mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi itu.
Menurutnya, perlu investigasi menyeluruh untuk memastikan apakah insiden terjadi akibat struktur landasan pacu yang bermasalah atau kondisi teknis pesawat, seperti ban yang bermasalah. “Tidak bisa asal menyimpulkan. Harus identifikasi teknis dulu,” tambahnya.
Pernyataan Ivan sedikit berbeda dengan penjelasan General Manager Bandara Sultan Thaha, Ardon Marbun, yang menyebut penyebab utama insiden adalah lendutan pada landasan pacu akibat suhu panas ekstrem. Kondisi itu menyebabkan ban pesawat Lion Air JT603 meleleh sebelum sempat lepas landas.
“Runway kami tutup sementara hingga pukul 17.30 WIB untuk proses evakuasi pesawat. Operasional kembali dibuka pada pukul 18.00 WIB,” ujar Ardon.
Pesawat Lion Air JT603 yang dijadwalkan terbang ke Jakarta pada Kamis sore tertahan di landasan dan tak jadi mengudara. Seluruh penumpang diturunkan kembali ke ruang tunggu demi alasan keselamatan. Beberapa penerbangan lain juga terdampak akibat penutupan landasan.
Insiden ini memicu keprihatinan masyarakat. Aktivis mahasiswa Jambi, Danil Febriandi, menyebut insiden ini sebagai alarm keras terhadap sistem keselamatan penerbangan di daerah. “Kalau benar ada kerusakan di runway yang tak diperbaiki, ini bentuk kelalaian. Kita bicara soal nyawa manusia,” katanya.
Danil mendesak otoritas terkait segera melakukan investigasi menyeluruh. “Ini momentum untuk evaluasi total terhadap kelayakan infrastruktur bandara,” ujarnya.
Danil berharap, Kedatangan Komisi V DPR RI diharapkan dapat mendorong audit teknis secara menyeluruh serta langkah korektif yang cepat dan tegas.