JAMBICORNER.COM, JAMBI - Kamera pemantau atau CCTV di Stadion Swarna Bhumi Jambi (SBJ) memakan anggaran jumbo dari duit Multiyears Pemprov Jambi. Harga totalnya mencapai Rp1 Miliar.
Dalam data yang diperoleh Jambicorner total harga tepatnya senilai Rp1. 096.220.250. Item pekerjaannya meliputi pekerjaan pemasangan yang menghabiskan Rp45 juta. Dan item terbesar biaya kelengkapan CCTV seperti monitor, dome, bullet, mirodome dan PTZ sejumlah Rp557 juta. Selain itu ada beberapa item lainnya.
Atas fenomena fakta anggaran itu, Heru Kurniawan yang merupakan Aktivis muda Jambi meminta DPRD Provinsi Jambi komisi terkait mengecek ke lapangan.
"Ada tidak benda itu, seberapa canggih benda CCTV itu sehingga menelan anggaran Rp1 Miliar, coba Dewan jalankan fungsi pengawasannya ke stadion cek betul, "pintanya.
Heru menilai anggaran sembilan digit untuk CCTV sangatlah besar dan janggal. Ia menngungkapkan fakta untuk harga CCTV resolusi tinggi (2K/4MP atau 4K/8MP) dan fitur AI: Kisaran harga rata-rata sekitar Rp 700.000 hingga Rp 1.500.000. CCTV jenis itu memiliki kualitas gambar yang jauh lebih jernih dan dilengkapi dengan AI.
"Nah ini stadion hingga 1 miliar uangnya, berapa banyak CCTV canggih yang digunakan, apa ada bendanya, apa ada ruang kontrol CCTV nya, saya minta Dewan sidak ke lapangan jangan dibiarkan stadion dimanfaatkan oknum untuk berlaku mancung, " harapnya.
Heru bilang, sudah saat nya Dewan benar-benar mengevaluasi semua proyek multiyears karena telah menyedot duit rakyat Jambi selama 3 tahun berturut-turut.
"Sekarang proyek multiyears nya sudah jadi kok pengawasannya kurang, jangan jadikan masa pemeliharaan sebagai alasan dong pak dan ibu Dewan, kalau ada yang janggal laporkan ke APH itu bagian dari fungsi bapak ibu wakil rakyat. Kayak stadion ini apa benar Rp244 Miliar semuanya sudah sesuai," demikian permintaan Heru Kurniawan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak media masih berupaya menghubungi pihak PUPR Provinsi Jambi untuk melakukan klarifikasi, adapun nomor kadis PUPR Provinsi Jambi yang sebelumnya bisa dihubungi, tidak aktif lagi.