Manager PLN Meyatakan Tewasnya Riska Bukan Kesentrum Arus Listrik PLN

Manager PLN Meyatakan Tewasnya Riska Bukan Kesentrum Arus Listrik PLN

Gambar ilustrasi meninggalnya Riska Apriyani (20), warga RT 08 Kelurahan Suka Karya, Kota Jambi, (Jambicorner.com/Google)

JAMBICORNER.COM, JAMBI - Manager PLN UP3 Jambi, Ediwan bantah kematian Riska Apriyani (20), warga RT 08 Kelurahan Suka Karya, Kota Jambi, bukan kesetrum kabel listrik milik PLN. 

Ediwan mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan di lokasi kejadian di Jl. H. Adam Malik oleh pihak PLN, pada Sabtu 23 November 2024, pukul 21.17 Wib. Tidak ditemukan kabel listrik yang terjuntai milik PLN.

“Petugas juga memeriksa keadaan kabel PLN di sekitar lokasi bahwa tidak ada aliran listrik disana. Jadi kabel yang terlilit ke korban bukan kabel listrik, dan bukan milik PLN,” kata Ediwan saat di hubungi, Selasa 26 November 2024. 

“Kabel ini milik salah satu provider penyedia Internet. Kami belum tau perusahaan apa,” sambungnya.

Saat ditanya apakah kabel yang diklaimnya milik salah satu telpon/wifi di Jambi itu bisa mengeluarkan arus listrik hingga berujung maut?. 


Ia mengaku tidak mengetahui apakah kabel tersebut mengalirkan arus listrik atau tidak, namun ia memastikan jika kabel tersebut tidak terhubung ke kabel milik PLN. 

“Pada saat pembebasan/pengamanan listrik PLN ditempat itu juga tidak dipadamkan. Karena posisinya listrik PLN di lokasi tersebut aman,” imbuhnya. 

Adapun pernyataan yang disampaikan oleh pihak PLN ini berbeda dengan pengakuan dari pihak keluarga korban dan para kesaksian di lapangan, seperti pemberitaan sebelumnya. 


Sebelunya, Riska Apriyani (20), warga RT 08 Kelurahan Suka Karya, Kota Jambi harus meregang nyawa usai tersetrum kabel listrik yang terjuntai saat melintas simpang Asrama Haji, Kota Jambi, Sabtu (23/11/2024).

Nani Fitriani, ibu mertua korban, menceritakan bahwa kejadian bermula ketika Riska pergi belanja keperluan jualan pada sore hari sebelum waktu Maghrib. Namun, hingga malam tiba, ia tidak kunjung pulang. Keluarga yang cemas akhirnya menerima telepon dari seseorang yang mengabarkan bahwa Riska telah dibawa ke rumah sakit.

"Ketika kami sampai di rumah sakit, anak kami sudah meninggal dunia," ungkap Nani dengan penuh kesedihan.

Menurut keterangan saksi, Riska dan temannya mengalami kecelakaan saat melintas di lokasi pada kondisi hujan. Mereka terjatuh dan terkena kabel listrik yang menjuntai rendah di genangan air. Seorang bapak yang berusaha menolong menggunakan kayu juga mengalami luka bakar pada tangannya. Kabel baru bisa dilepaskan setelah petugas PLN memutus aliran listrik.

Riska mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh, termasuk paha, siku, bahu, dan perut. Naasnya, nyawa korban tidak tertolong setelah dilarikan ke rumah sakit. Temannya yang terpental jauh dari lokasi saat ini masih trauma.

Riska mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh, termasuk paha, siku, bahu, dan perut. Naasnya, nyawa korban tidak tertolong setelah dilarikan ke rumah sakit. Temannya yang terpental jauh dari lokasi saat ini masih trauma berat dan belum bisa memberikan keterangan.

Keluarga Riska mengungkapkan rasa kecewa karena belum ada perwakilan dari PLN yang mendatangi rumah duka atau memberikan penjelasan atas insiden tersebut.

"Kami sangat sedih. Dia baru 40 hari menikah, kukunya saja masih kuning bekas inai. Kami meminta pertanggungjawaban dari PLN atas insiden ini. Jangan sampai kejadian serupa menimpa orang lain," ujar Nani.

Menurut saksi mata, kabel listrik di lokasi kejadian sudah terjuntai ke bawah sebelum insiden. Beberapa pejalan kaki lain sempat melintas dan berhasil menghindari kabel, namun naas bagi Riska yang tidak dapat melepaskan diri.

Korban dikenal sebagai pribadi yang rajin, penyayang, dan sangat dekat dengan keluarganya.

Kehilangan ini meninggalkan duka mendalam bagi suami yang baru saja menikah dengannya serta keluarga besar yang merasa kehilangan sosok yang dicintai