Jambicorner.com – Proyek pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang selama ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi Provinsi Jambi, kini mengalami kebuntuan. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, menegaskan bahwa pelabuhan tersebut memiliki posisi strategis namun pelaksanaannya terhenti. 

Ivan menyebut bahwa pelabuhan ini bisa menjadi pusat ekspor sumber daya alam Jambi—seperti batu bara, kelapa sawit, dan karet—karena letaknya yang berada di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I menuju Laut Cina Selatan. Namun sayangnya, sebagian besar ekspor masih harus melalui pelabuhan di luar provinsi yang menyebabkan potensi PAD dan royalti Jambi tidak optimal. 

Lebih lanjut, Ivan menyoroti bahwa hingga kini proyek tersebut sudah menyerap dana dari APBN sebesar sekitar Rp 222 miliar, namun fasilitas utama seperti dermaga dan akses jalan masih belum rampung. 

Ia pun mendorong agar pemerintah provinsi bersama DPR RI dapil Jambi segera memperjuangkan kelanjutan pembangunan melalui mekanisme anggaran pusat dan melibatkan pihak swasta sebagai mitra penggarap. “Pelabuhan itu strategis dan bisa jadi penyangga wilayah luar Jambi,” ujarnya. 

Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris mengatakan bahwa pembangunan akan diambil alih oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan kini sedang dilakukan pencarian mitra swasta yang bersedia. Namun hingga saat ini belum ada kemajuan signifikan yang dilaporkan. 

Dewan meminta agar transparansi terhadap penggunaan dana dan progres fisik proyek dilaporkan secara reguler. Mereka menegaskan bahwa proyek yang telah menyerap anggaran besar tersebut tidak boleh dibiarkan mangkrak karena akan berdampak negatif terhadap perekonomian daerah.

Kepada masyarakat, DPRD juga mengajak untuk ikut mengawasi agar proyek ini benar-benar berjalan dan tidak hanya menjadi janji belaka. Pelabuhan Ujung Jabung diharapkan menjadi kebanggaan Jambi, bukan sekadar simbol yang tak pernah terealisasi.