Pepatah Kuno Belanda, dikutip oleh Mohammad Roem dalam bukunya, "Leiden Is Lijden", jalan memimpin bukanlah mudah melainkan menderita. Memimpin mensyaratkan kesetaraan, ini bukan kesetaraan prerogatif saja, tetapi juga berpartisipasi dalam segala bentuk problema - problema yang tengah terjadi di lingkup dipimpinnya.
Masalahnya, kemampuan seseorang dalam memimpin di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, peraturan yang mengikat, dukungan sumber daya manusianya disertai dengan faktor lingkungan, budaya dan sosial.
Beranjak dari faktor tersebut membuat jalan memimpin setiap orang, organisasi maupun lembaga berbeda beda, ada yang menempuh jalan tol dan ada yang menempuh jalan berkelok terkadang menukik tajam.
Mereka yang mempunyai sumberdaya manusia yang berkompeten, mampu bermain sesuai dengan aturan serta dapat beradaptasi dengan lingkungan akan menempuh jalan tol apabila sebaliknya, mereka akan menempuh jalan berkelok bahkan menukik tajam, seperti kutipan, dibawah pemimpin berkompeten terdapat anggota yang bodoh ada gunanya, apalagi anggota berkualitas. Akan tetapi dibawah pemimpin absurd (bodoh), anggota berkualitas pun kocar kacir.
Abraham Maslow dalam bukunya “A Theory of Human Motivation” menjelaskan sebuah teori psikologi yang dikenal sebagai Hierarki Kebutuhan Maslow atau yang sering dikenal sebagai Piramida Maslow.
Dalam teorinya Maslow mencoba menjelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi dapat terpenuhi.
Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, kebutuhan selanjutnya yang harus terpenuhi ialah kebutuhan akan rasa aman (safety/security needs), Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang (social needs), kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
Mandat yang lahir dari rahim rakyat adalah amanat yang harus diterima sebagai sesuatu yang sakral dan suci. Hanya dengan cara menanam konsep dan keyakinan yang demikianlah cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat terwujud
Siap menjadi pemimpin berarti kita telah siap pula untuk menderita. Menderita yang sifatnya fisik maupun batin. Menjadi pemimpin harus siap menerima semua pendapat mulai dari yang baik dan membangun hingga pada pendapat pahit yang hanya bisa disimpan di dalam hati.
Oleh : Fadhil Ikhsan Mahendra