Karhutla Hanguskan 115 Hektar Lahan di Provinsi Jambi, Terparah di Sarolangun

Karhutla Hanguskan 115 Hektar Lahan di Provinsi Jambi, Terparah di Sarolangun

Bachyuni Deliansyah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi (Jambicorner.com).

JAMBICORNER.COM, JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi telah menaikan status penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dari kesiapsiagaan karhutla menjadi status siaga darurat Karhutla. 

Bachyuni Deliansyah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, mengatakan sepanjang Januari 2024 hingga Juli pekan lalu beberapa lahan di Provinsi Jambi sudah terjadi kebakaran. 

“Adapun lahan yang terbakar di antaranya kabupaten Sarolangun Sekitar 70 Hektar, Muaro Jambi sekitar 20 Hektar, tebo, merangin, tanjung jabung timur, hampir semua kabupaten,” kata Bachyuni saat ditemui di kantornya, Senin (29/7/24). 

Adapun luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi secara keseluruhan terdata yakni sekitar 115 Hektar, lebih sedikit dibanding pada tahun lalu yang mencapai ribuan hektar dengan bulan yang sama. 

“Kemarin juga di Kota Jambi. Yang belum Sungai Penuh dan Kerinci, apakah sudah terjadi atau belum karena belum ada laporan, kami tidak berani ekspos karena kami berdasarkan data,” bebernya. 

Ia mengatakan, berdasarkan data karhutla mulai dari tahun 2019, 2020 sampai sekarang 2024, pola penangananya semakin hari semakin membaik. “Memang, Pemerintah Provinsi Jambi melalui gubernur saat ini lebih konsen terhadap penanganan karhutla,” bebernya. 

“Artinya kesiapsiagaan sudah jalan, karena faktor cuaca yang panas bisa memicu kebakaran, dan pemicunya siapa ulah manusia, baik disengaja maupun tidak,” 

Sementara itu, lanjut Bachyuni hari ini tengah terjadinya kebakaran di Muaro Jambi. Pihaknya sudah diturunkan ke lokasi untuk membantu pemadaman, meski itu pertanggungjawaban kabupaten atau daerah.

“Tim sudah turun (BPBD Provinsi/red) untuk melakukan penguatan, artinya kita sudah siap,” bebernya. 

Ia mengakui ada kesulitan dalam penanganan ini, terutama di area lahan gambut. “Di atasnya sudah, di bawahnya belum tentu padam,” bebernya.