JAMBICORNER.COM, JAMBI - Anggota DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata angkat bicara terkait perbaikan tiang fender jembatan Aur Duri 1 (satu) yang ditabrak Tongkang Batubara beberapa bulan yang lalu. Hingga saat ini di antara dua titik, satu masih belum diperbaiki.
Ivan mengatakan dirinya selalu mengawasi perkembangan perbaikan Jembatan baik di Batanghari 1 maupun di jembatan Aurduri 1. Ia memastikan bakal selalu mengawasi perbaikan itu bahkan turun langsung ke lapangan.
“Masalah jembatan Aurduri 1 yang menjadi masalah beberapa bulan yang lalu, kami selalu mengikuti proses laporan, bahwa ini masih ada prosesnya di Polsek. Dan mudah mudahan secepatnya kami akan menindaklanjuti sampai mana perkembangannya,” kata Ivan saat di hubungi, Minggu (6/10/24).
“Dan juga meminta kepada Perusahaan untuk segera mengganti rugi dan melaksanakan apa yang dijanjikan, itu yang kami kejar,” bebernya.
Sementara mengenai Jembatan Tembesi di Batanghari 1 yang dikabarkan 95 % pembangunan, Ivan memastikan bakal turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi perbaikan tersebut.
“Yang katanya sudah selesai di tembesi ya dalam waktu dekat kita akan kunjungi, kalau memang selesai kita akan mengucapkan ribuan terima kasih,” bebernya.
Sementara itu, lanjutnya dari laporan yang diterimanya, ada satu dari tiga perusahaan batubara yang belum melakukan perbaikan di jembatan Batanghari 1, diantara PT Mitratirta Lokalestari. PT Mega Tama Mustik dan PT Seruway Multi Sentosa.
“Yang sudah melaksanakan perusahaan No 1 dan 2, Progres sekitar 50%. Sementara untuk perusahaan PT Seruway Multi Sentosa belum melakukan perbaikan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perhubungan Laut, SDP dan Udara Dishub Provinsi Jambi Bambang Budiharjo menuturkan, saat ini proses perbaikan beberapa jembatan yang tertabrak tongkang sedang dalam proses.
“Satu diantaranya perbaikan jembatan di muara tembesi, sudah sekitar 90 persen lebih, tinggal sedikit lagi,“ ujarnya.
Sementara itu, untuk jembatan Aurduri Satu memang hingga saat ini masih belum bisa tertangani. Karena memang beberapa faktor diantaranya terkendala angkutan materialnya yang belum bisa sampai ke lokasi karena kondisi air sedang surut.
“Karena untuk material diangkut menggunakan tongkang melalui jalur sungai, karena saat ini kondisi air sungai lagi surut jadi kapal tongkang tadi belum bisa merapat,“ bebernya.
Selain itu, juga membutuhkan waktu yang lama mengingat material material tersebut memang didatangkan dari luar daerah (pulau jawa). Dalam proses pemesanan dan pengiriman yang sedikit memakan waktu.
“Sejauh ini pihak yang bertanggung jawab (perusahaan yang menabrak jembatan) siap untuk melakukan perbaikan, hanya terkendala material itu saja,“ tuturnya.
Terkait kondisi tersebut, dengan target awal rampung pada akhir tahun. Berdasarkan perhitungan pihaknya hal tersebut cukup berat bisa selesai pada akhir tahun ini.
“Kalau untuk perbaikan bagian bagian penguatan saja mungkin bisa terkejar, tapi jika untuk perbaikan tiang fender cukup sulit karena banyak prosesnya,“ jelasnya.
“Kita lihat perbaikan di tembesi saja, butuh waktu hingga Tiga bulanan, gambarannya seperti itu,“ paparnya.
Ia mengatakan, untuk perbaikan itu, semuanya ditanggung oleh perusahaan tanpa dibebankan menggunakan anggaran daerah Provinsi Jambi (APBD).