Warga Jambi Masih Ditemukan Tinggal di Rumah Papan, Program Bedah Rumah Provinsi Kemana ?

Warga Jambi Masih Ditemukan Tinggal di Rumah Papan, Program Bedah Rumah Provinsi Kemana ?

Nurhayati warga Desa Mudung Darat, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi (Jambicorner.com).

Jambicorner.com - Dibalik program Bedah Rumah tidak layak huni Provinsi Jambi yang menyasar 550 rumah di 11 Kabupaten/kota, rupanya masih ditemukan warga yang tinggal di rumah papan tua. 

Seperti di rt 4, Desa Mudung Darat, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tampak pada rumah Jasmadi (60 tahun) yang tinggal bersama istrinya. 

Kondisi rumah yang dihuni pasangan paruh baya ini sangat memprihatinkan, berukuran 2×3.

Baca juga: https://jambicorner.com/content/pemerintah/hafiz-fattah-usul-satgas-periksa-kendaraan-dan-berantas-penimbunan-bbm

Niat hendak memperbaiki rumah yang sudah bertahun-tahun mereka tempati, hanya sebatas buah bibir lantaran tak mempunyai cukup biaya. 

Jangankan mendapat bantuan, perhatian sedikitpun tak kunjung mereka dapat dari Pemerintah Daerah maupun Provinsi.

"Rumah kecil saya ini diperkirakan 8 tahun dan saya mau merenovasi rumah ini tidak punya uang, ya terpaksa seadanya,"jelasnya kamis, 2 Oktober 2025.

Begitupun di sekeliling rumah Jasmadi, tampak dinding dan tiang yang sudah termakan usia, terlihat spanduk yang membentang untuk menutup bagian dinding yang bolong. 

Tak sebatas itu, atap rumah dari seng juga terlihat bolong, jika hujan turun air selalu menggenangi rumah mereka.

"Terkadang hujan deras rumah saya ini bocor namun saya dan istri hanya bisa sabar saja," terangnya.

Baca juga: https://jambicorner.com/content/nasional/sman-titian-teras-terindikasi-korupsi-miliaran-jamhuri-pemprov-jambi-salah-kelola-hasil-kerja-otak-udang

Jasmadi juga berharap agar Pemerintah Pusat, Provinsi hingga daerah bisa memperhatikan rumahnya, lantaran ia tidak mampu membangun rumah seperti layaknya rumah warga lainnya.

"Saya berkerja disuruh orang, dapat sehari 50 ribu, ya itulah saya belikan beras buat makan demi bertahan hidup," terangnya.

Begitupun sang istri, Nurhayati (50 tahun) saat diwawancarai tampak sedih melihat kondisi rumah yang mereka tempati.

Meski rumah dihuni saat ini berukuran kecil ia selalu sabar tinggal bersama sang suami.

Tonton juga: https://youtu.be/HvD2uHnI4To?si=RyEk-sG2qT0eqhBX

Harapan demi harapan pun selalu diutarakan kepada Pemerintah agar bisa memperhatikan rumahnya.

"Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Jendral TNI, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Bapak dan Ibu Mentri serta Bapak dan Ibu DPR-RI saya mohon sekali diperhatikan rumah saya, Mohon sekali dibangun rumah saya,"ucapnya sambil menangis.

Ibu tiga anak ini juga menyebutkan, ketidakmampuan mereka dalam membangun rumah lantaran tidak punya uang, namun ia cukup sabar sedangkan pendapatan sehari-hari ketika disuruh orang dan saat dapat rezeki baru beli beras.

"Aktivitas saya bekerja saat disuruh orang baru dapat uang dan hasilnya beli beras,"katanya.

Tonton juga: https://youtu.be/_tu6aErFd-U?si=6UZy7K1VAHO75gtR

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jambi di tahun 2025 ini menganggarkan perbaikan rumah atau bedah rumah tidak layak huni sebanyak 550 unit yang tersebar di 11 kabupaten/kota se Provinsi Jambi 

Perbaikan rumah tidak layak huni ini didanai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi dengan pagu anggaran sebesar Rp 11 miliar. Artinya, setiap rumah mendapat alokasi sebesar Rp20 juta.

Program bedah rumah ini ditargetkan rampung di September 2025. Sebelum dilakukan perbaikan, tim petugas pendamping terlebih dahulu melakukan pendataan lapangan terhadap rumah yang tidak layak huni.

Setelah data masuk, petugas melakukan penjaringan ulang melalui metode standar kelayakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Bidang Perumahan Dinas PUPR Provinsi Jambi merinci sebaran program bedah rumah yang dilaksanakan tahun ini meliputi, Kota Jambi 50 unit, Kabupaten Muaro Jambi 61 rumah, Kabupaten Batang Hari 44 rumah, Kabupaten Sarolangun 56 rumah.

Kabupaten Merangin 86 Rumah, Kabupaten Tebo 50 rumah, Kabupaten Bungo 40 rumah, Kabupaten Tanjabtim dan Tanjabbar masing-masing 51 rumah, Kabupaten Kerinci 31 rumah dan Kota Sungai Penuh 30 rumah.