Mahasiswa Fapet UNJA Memimpin Protes untuk Menegakkan Keadilan dan Transparansi Demokrasi

Mahasiswa Fapet UNJA Memimpin Protes untuk Menegakkan Keadilan dan Transparansi Demokrasi

JAMBICORNER.COM, JAMBI - Dengan langkah tegas, aliansi mahasiswa fakultas peternakan Universitas Jambi memimpin aksi protes menentang ketidaklantikan dalam pengangkatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sorotan kini tertuju pada Dekan fakultas peternakan untuk merespons dengan segera, memasuki fase ketegangan baru antara mahasiswa dan pihak administrasi universitas.

Protes dipicu oleh dugaan penyalahgunaan wewenang oleh dekan dan wd 3 fakultas peternakan, yang diduga melantik BEM tanpa mematuhi keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan melanggar Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). Mahasiswa menegaskan bahwa tindakan ini mengancam prinsip demokrasi dan partisipasi aktif dalam kehidupan kampus.

Tak hanya itu, KPU-Mahasiswa, wadah penyelenggaraan PEMIRA di Fapet UNJA, dilibas oleh WD III FAPET. 

Faiqul Hafidz Al-humaid, Meminta Dekan dan Wadek lll untuk menghentikan pelantikan Bem Fapet dan menyelesaikan konflik yang ada agar menciptakan keadilan.

Aksi protes mencapai puncaknya di halaman Gedung A fakultas peternakan, ditandai dengan determinasi dan semangat yang membara. Area tersebut dipenuhi oleh massa mahasiswa dengan spanduk dan yel-yel bergetar. Dukungan tak hanya datang dari kalangan mahasiswa, tetapi juga dari perwakilan KPU, menunjukkan komitmen terhadap kelanjutan proses demokratisasi di lingkungan akademis.

Dalam pernyataan resmi, aliansi mahasiswa menyoroti urgensi transparansi dalam setiap tahap pengangkatan BEM, serta menekankan perlunya tanggapan cepat dari dekan sebagai bagian integral dalam penegakan keadilan. Mahasiswa menyatakan bahwa aksi ini bukan hanya perjuangan hak-hak mereka, melainkan juga upaya mempertahankan integritas dan demokrasi di tengah lingkungan pendidikan tinggi.

Dengan eskalasi ketegangan yang semakin mencuat di kampus, minat publik terhadap dinamika internal universitas pun meningkat. Harapan pun muncul agar pihak administrasi merespons dengan bijak, menghindari eskalasi yang lebih besar. Sementara mahasiswa tetap kokoh dalam tekad mereka, terus memperjuangkan keadilan dan demokrasi di kampus yang mereka cintai. (*).