JAMBICORNER.COM, JAMBI - Dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka Merah Putih ramai berkibar di sepanjang jalan Tugu Juang Kota Jambi.
Para pedagang musiman itu memajang berbagai aksesori bendera pusaka merah putih yang dijualnya, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar untuk menyemarakan hari kemerdekaan.
Begitupun dengan, Armen (49 tahun) warga Simpang Gapuk (Pulai) Kota Jambi. Ia mengatakan selama 24 tahun berjualan bendera pusaka Merah Putih hingga saat ini ia masih memilih untuk tetap bertahan sebagai penjual musiman itu.
Bukan tanpa alasan, selain bentuk kecintaan terhadap NKRI, berjualan bendera pusaka Merah Putih ini juga sebagai penopang perekonomian untuk menyekolahkan anaknya.
Armen tinggal bersama satu orang istri dan satu orang anaknya. Selama lebih kurang 24 tahun berjualan di seputaran Provinsi Jambi. 10 tahun belakangan ini ia lebih memilih berjualan di seputaran Tugu Juang Kota Jambi.
Pekerjaan Armen sehari-hari sebelum berjualan bendera pusaka, ia sebagai kuli banguan, yang menyait rezeki melawan trip panasnya matahari. Berdekatan dengan 17 Agustus ia memilih menjadi penjual bendera musiman.
Adapun ragam yang dijualnya, yakni Bendera Merah Putih dengan berbagai motif seperti Burung Garuda untuk bendera yang berukuran besar sebagai aksesoris rumah dan kantor, sementara yang berukuran kecil untuk aksesoris kendaraan bermotor.
Selama tiga hari berjualan, dagangannya Armen belum ada yang terjual. Ia mengatakan jika jualannya terjual pendapatanya per hari bisa mencapai Rp 100- 150 ribu.
“Cuman tergantung pembeli, ya kalau ada sukur, kalau tidak seperti tiga hari belakangan ini ya tidak ada masukan,” kata Armen saat di sambangi di lokasi jualannya, Minggu (28/7/24).
Armen meningkatkan, penjualan di tahun 2024 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2024 ini masyarakat lebih memilih berbelanja melalui online.
“Mulai tahun 2024 lh, kalu 2023 kemaren masih rame lh, biasanya ada yang membeli,” bebernya.
Adapun barang yang dijual Armen itu, didapatnya dari Garut, menggunakan model sendiri, yakni berkisar Rp 15 juta.
“Untuk pemesanan bendera, biasanya kami langsung menyetor kepada tempat pemesanan di Garut,” bebernya.
Ia menambahkan puncak ramenya pembeli bendera merah putih ini biasanya dimulai dari tanggal 1 Agustus hingga tanggal 15 Agustus.
“Biasanya untuk kantor, kebanyakan untuk mendekor kantor mereka,” bebernya.
Adapun harga per bendera yang dijualnya beragam, mulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 400 ribu per bendera.
“Kalau untuk harganya tergantung, untuk aksesoris motor atau mobil itu berkisar Rp 20-60 ribu, kalau untuk aksesoris rumah atau yang besar bisa Rp 400 ribu,” bebernya.